Sunday, February 7, 2010

Uno Stacko.

8 Februari 2009, sekitar pukul 6.00 WIB. Putar waktu ke masa lalu.

Itu rasanya dunia berputar 180 derajat.
Di taman Ganesha kami tertawa-tawa, berandai-andai akan seperti apa kelak ketika kami mulai menginjakkan kaki di tempat yang baru itu. Bertanya-tanya kepada dua orang senior yang menemani kami, apa yang biasanya berlaku dan dilakukan di tempat itu. Masih sumringah. Mengingat jam 4.30 sebelumnya, kami terikat satu, 82 orang. Bukan main haru dan bangganya.

IMG 2007, 82 orang.

Kemudian kami diantar ke tempat yang baru itu. Disambut dengan tepukan tangan. Namun, ada yang aneh disini. Ya, saya sudah merasakan ada sesuatu mulai itu. Wajah-wajah yang menyambut kami itu, sama sekali tidak menunjukkan rasa senang. Bahkan ada yang diam. Saya pikir, mungkin ini bagian dari proses. Tidak curiga lebih jauh.
Injakan pertama, rasanya adrenalin mengalir deras. Perjuangan untuk sampai kesini itu luar biasa. Begitu pikir saya dulu. 10 menit berlalu. Hiruk pikuk berhenti karena satu orang berbicara di meja depan. Menyambut dan segala macam lah. Ketika dia tersentak, jantung saya berdegup. Kemudian tersebutlah sebuah berita. Pikiran saya langsung kosong. waktu serasa terhenti saat itu. Semua putih. Sampai akhirnya air mata saya keluar. Dalam hati, saya masih berharap, ini hanya bercanda, berharap si satu orang itu lalu akan berkata semuanya hanya bohong. 5 menit, 10 menit. Tidak. Ini memang kenyataan.

Ibarat Uno Stacko. Semua telah bersama-sama kami bangun menjadi satu bentukan yang tinggi menjulang, gagah. Sesuai tema. Tema itu tercapai. Tapi, satu batang dilepas. Diambil Tuhan. Fondasi itu lalu jatuh berantakan. Terbayang kan??

Itulah kami.

Uno stacko itu adalah model nyata kami dan kebanggaan kami. Kami yang benar-benar pecah, dan kebanggaan kami yang benar-benar hancur. Yang tersisa hanya rasa marah dan sesal. Apalagi saat itu lingkungan sekitar sama sekali tidak menunjukkan empati kepada kami. Kami yang kehilangan kawan, saudara. Ga terbayang betapa bencinya kami waktu itu.

Kemudian kami harus memulai dari awal lagi. Membentuk mental dari awal lagi. Harus menyusun batang-batang itu dari awal lagi. Seperti kaderisasi yang terulang.

Kenapa hanya kami yang berbeda??
Saya kesal. Satu tahun ini, tidak bisa dirayakan hanya dengan suka cita. Harus selalu diingatkan dengan memori yang pahit. Tidak bisa hanya dengan senyum. Dilematis. Tapi inilah yang harus kami bawa. Harus kami terima.


Selamat hari jadi yang pertama IMG 2007 yang saya banggakan.

Dan semoga saudara saya disana, Wisnu, selalu baik-baik saja.

8-2-2009 ~ 8-2-2010


*mendukung post mamisiratuular