Sunday, July 17, 2011

Graduation

Hari ini, Senin pertama tanpa status "mahasiswa"

16 Juli 2011,
Hari dimana saya dapat memulai langkah saya ke dunia yang baru
Tetapi juga hari dimana saya merasa ingin kembali ke Agustus 2007 lalu

Hari dimana saya harus siap untuk dapat meninggalkan teman-teman saya
Tetapi pula hari dimana saya ingin bertahan untuk tidak melepaskan mereka

Hari dimana saya mampu untuk membagi kebahagiaan serta semangat saya kepada teman-teman
Tetapi juga hari dimana saya rasanya hampir tidak mampu untuk menahan air mata


Teruntuk GD 2007ku tercinta,
Nikmatilah setiap detik ini kawan, detik-detik hingga nantinya hari besar ini menghampiri kalian.
Nikmatilah kebersamaan yang masih terjaga dan jagalah kebersamaan itu.
Nikmati setiap proses yang ada di tiap harimu, hingga tiada penyesalan yang dapat menghinggapi.

Saudaraku sayang, tahukah bahwa berat bagiku untuk meninggalkan kampus lebih dulu?
Tapi hidup mengharuskan saya untuk tetap melaju.
Mungkin kali ini hanya satu yang dapat saya minta untuk selamanya,
Jadilah saudara, saudara yang tidak terpisah jarak dan kepentingan.
Kalian adalah hal yang paling berharga yang saya miliki selama saya ada di ITB kita.
Paling berharga.


Untuk IMGku,
Terima kasih atas cerita-cerita yang pernah dibagi,
Pembelajaran-pembelajaran dan pengalaman yang luar biasa,
dan Keluarga yang hebat.









Tadinya, saya sudah bertekad untuk merayakan momen ini hanya dengan senyum dan tawa, namun sekarang air mata memang sudah sukar ditahan. hehe.

Love you, dear 2007.

Sunday, March 13, 2011

Bandung.

Bandung hampir 4 tahun yang lalu belum menjadi tempat yang memberikan kenyamanan untuk saya.
Bandung hampir 4 tahun yang lalu selalu membuat saya rindu kehangatan rumah.
Bandung hampir 4 tahun yang lalu tidak pernah membuat saya tertarik untuk memjelajahi seluk beluk kotanya.

Bandung selama kira-kira setahun terakhir ini sekejap menjadi tempat yang menyenangkan.
Bandung selama kira-kira setahun terakhir ini tiba-tiba adalah tempat yang krusial.
Bandung selama kira-kira setahun terakhir ini menyimpan banyak sekali cerita bahagia dan tawa.
Bandung selama kira-kira setahun terakhir ini tanpa disadari menjadi salah satu tempat untuk saya berkata "pulang".

Bandung seminggu kemarin mulai terasa sepi.
Bandung seminggu kemarin ditinggal satu warganya melanjutkan hidup.
Bandung seminggu kemarin kembali tidak menarik untuk saya.
Bandung seminggu kemarin membuat saya ingin cepat-cepat sampai ke Jumat.
Bandung mulai seminggu kemarin ngga ada kamu.........



Hoping someday we may call it our home.
Miss you too bad, dear hon........

Wednesday, February 16, 2011

Timbal Balik

Seringkali kita tidak bisa hanya mengharapkan orang-orang mengerti apa yang kita mau,

tetapi kita lah yang harus berusaha menunjukkan apa yang kita mau agar orang tersebut mengerti.




Evaluasi diri sendiri itu penting lho.

Monday, December 20, 2010

Sedikit berbagi untuk sedikit orang mengerti

Sedikit kaget setelah mendengar cerita dari kawan saya malam tadi. Sedikit terheran bahwa ternyata banyak yang mempertanyakan dan bahwa hal itu dipertanyakan. Kesimpulannya bahwa selama ini kami dianggap cengeng karena terus memajang tameng atas nama kejadian tersebut untuk melarikan diri.

Mari untuk tidak mengeneralisasi kami. Saya disini ingin menceritakan apa yang saya rasakan secara personal yang mungkin bisa menambahkan cerita teman saya semalam itu. Saya bukan orang cengeng yang selama ini mereka kira. Sebelum mengawali, saya tegaskan, disini saya hanya menceritakan sesuatu yang pernah terjadi dan sangat saya ingat.


Sekian hari setelah 8 Februari 2009..
SMS dari teman saya mengatakan, hari itu kami diajak ke satu tempat untuk berkumpul mencari solusi untuk menyelamatkan organisasi itu, sebut saja ITU. Berkumpul dengan tetua-tetua yang katanya menyebalkan. Dari SMS yang saya baca sih, ga ada baik-baiknya keadaan disana waktu itu. Saya langsung berangkat lagi ke Bandung.
Keesokan harinya, saya di kampus, masih dalam urusan penyelamatan itu yang kemudian dibentuk kepanitiaan sendiri. Pagi, siang, sore. Malam harinya, kembali diminta beberapa orang perwakilan dari kami untuk hadir pada pertemuan di satu rumah yang teman saya ceritakan itu. Datanglah saya dan teman-teman saya. Rumah itu, asing. Sangat asing. Orang-orang yang berada disana pun sangat asing bagi saya. Wajah-wajah yang menyambut, yahh ada yang ramah ada yang jutek juga. Hmmm..
Selang beberapa lama, akhirnya orang-orang yang berada di dalam memulai forumnya. Tiba-tiba datanglah satu orang, angkatan lupa berapa tepatnya, tapi berada dalam range dua sampai 1 satu dekade sebelum dekade sekarang. Kedatangannya sangat tidak mengenakan, ucapan-ucapan ketus keluar dari mulutnya di detik ia memasuki ruangan itu. Masih, saya masih tidak mengenal orang-orang yang berada dalam ruangan itu, kecuali satu yang memang tukang nongol.
Semua semakin tidak mengenakan bagi saya semenjak kedatangan orang itu. Dimulai dari ia datang, forum dimulai, cercaan, caci maki, justifikasi semua ditujukan pada kawanan saya. Caci maki seakan kamilah yang paling lemah dalam ruangan itu. Seakan kami hadir disitu hanya sebagai bahan cercaan, bahwa kami tidak pantas. Waktu itu posisi duduk kami pun hampir seperti center of attention. Si orang itu duduk tidak lebih dari 3 meter di depan kami, bertindak sebagai pemimpin rapat. Tidak ada satupun kata-kata yang keluar dari mulut orang itu bahkan mereka-mereka yang ada di ruangan itu yang menunjukkan setidaknya belasungkawa kepada kami. Mereka datang hanya untuk menyelamatkan ITU. Baiklah, kami mengerti koq. Tapi kami tidak terima kenapa kami dicerca disitu. Bahkan kami sama sekali belum mengenal anda-anda sekalian. Sampai cercaan itu sampai pada satu kalimat :

"hey kalian, sini mau gw gampar? kalo kalian mau gw gampar, saat itu juga kalian jadi *******!"



Teman kami meninggal,
Disambut dengan muka-muka sinis,
Tidak ada yang berbelasungkawa sama sekali,
Harus terlibat dalam penyelamatan itu,
Di dalam dicaci maki,
Kemudian lo ngomong gtu?


Berharap anda dihargai?
Berharap anda dihormati?


Mungkin anda lahir di planet lain yang makhluk-makhluknya ga punya hati?


Saya secara personal benar-benar sakit hati saat itu, sampai sekarang. Saya tidak pernah lupa wajah orang yang ada di depan saya itu. Bencinya bukan main.

Jangan rusak opini saya terhadap orang-orang yang sangat saya hargai dan saya hormati hanya karena perilaku beberapa orang.


Ini hanya segelintir yang paling saya ingat dan saya alami. Hmmm, berharap untuk anda-anda yang masih terheran mengapa kami hancur sebegininya untuk sedikit lebih dapat memposisikan diri sebagai kami dan merasakan sedikit. Namun tidak berharap untuk mengerti sepenuhnya, karena bukan anda yang mengalami.

Hal ini tidak pernah menjadi mudah, tidak terkecuali bagi saya dan teman-teman.
Bahwa, semua yang terjadi dulu memang amat rumit. Mungkin tidak akan pernah bisa dimengerti jika tidak dialami sendiri.


Jika punya pertanyaan, langsung sampaikan pada saya, karena asumsi hanya akan membuat justifikasi-justifikasi lainnya.



Dan untuk apa sampai saat ini saya bertahan?
Demi teman-teman saya yang juga masih bertahan sampai sekarang dan seterusnya
Karena saya sayang ITU
Karena saya sayang orang-orang yang masih berdiri untuk menyayangi kami
Karena saya sayang orang-orang yang sudah berjuang
Karena saya bukan orang yang akan kalah karena cercaan



Aku tidak mudah kalah,
Aku tidak akan kalah,
dan aku tidak pernah merasa kalah!

Wednesday, December 15, 2010

Saya menyerah

Bukan.. Bukan menyerah soal mereka..


Tapi menyerah soal kalian..

Monday, December 13, 2010

Between giving hope and saying the truth


A quote that is taken from a man of a TV show. Well, you might asking why I pop this quote as a special in this post.

Which one do you prefer?
You were in a situation that you were really dependent to someone. You couldn't make any decision or did something without someone's authority and/or at least you can do nothing until that person say something. Then, you would only wait and trusted of what he/she was saying or even promising to you. You could only hold onto it. Few times later, that person came to you and said "I am sorry I cannot. I have something to do actually, so sorry. Please understand." (what the hell, why don't you tell earlier??!!!)

This was the story that was happened to that man on the TV show. His name was William btw. This William man got caught by the police-of-somewhere-in-the-US because of his act bumped a toll gate. Then, he was brought to the police station to be interrogated. He didn't say anything to the police about why was he doing that. He only said that he needed to see the FBI. The police got confused. The day after, he finally met the FBI. Be interrogated blah blah why blah blah. The answer was just only "I did that because it was the only way to be able to meet the FBI." The FBI wondered why he said that. "Okay, we have to know why you're saying that?" "No, i cannot tell you." "Then how we're gonna solve the problem." "I DON'T KNOW IF I CAN'T TRUST YOU OR NOT. I WILL ONLY SAY THIS IF I'M SURE YOU CAN BE TRUSTED!"...... "You can have my words, son.." The FBI convinced.
He continued his story, "My sister is missing for like months. I've been reported her missing to the police. They said they will look for her, but they did nothing." "They kept saying to be okay, they will find my sister. But they were just giving me a hope!". William was so frustrated that he couldn't find his sister and didn't know whether she was still alive or not. There were a lot of people missing there. "Okay, tell us the details. We have to know all about your sister.."
..................... (time passed by)
The FBI got the information about William's sister. "William, blah blah blah.. I am not sure yet but lets pray that you're sister is still alive." Frustrated William then said, "Just tell me if she dies already, don't make me hope. Please, just give me the bad news."
"Bad news only stops us for a moment. And the we move on, continue our lives. But hope, paralyze it." .......

This sample is maybe an extreme case. But let us look to our daily lives. Simply like, when you need to go to some places to buy something, you ask your friend to accompany you and then she say "Yes sure! Why don't we wait for Shoyu to join us too?", "Okay, that will be a good idea.."
18.00.. Shoyu came home. "Hi, do you want to join us? I got some stuffs to buy." "Oh, i'm sorry i'm kinda tired." "Well, that's okay then.."
Meanwhile, that friend you asked first to go with had a little chat with others that time. Minutes later, she came to you and said "i'm sorry i can't go. i was actually waiting for something since this morning and they just come right now.. I can't leave them.."
......
How do you feel?? It is totally suck. I mean, she can say that she was waiting for something which she doesn't know when it will be done in the time you asked her to go. And then you can go by yourself. There would be no problem. The point is, how do you feel when you were being disappointed by our friend? It's paralyzing, isn't it? Don't just find another reason like asking someone else to join while she herself had another thing.

I really can't stand obscurity. Just give me the truth, and then everything will be on track. I am not a kid who will be pleasured if you give me false hope to make me happy for a while. Seriously, don't play with me.




William and the FBI finally found stuffs of the sister. Yes, she was dead.
*the story got a few additions and changes of words by me.

Thursday, November 25, 2010

Mengalami. Melihat. Melakukan. Mengawasi.

Assalamualaikum Blog! Kembali saya akan menorehkan deretan alfabet-alfabet disini setelah sekian lama dianggurkan. Sekaligus membuat si bos yang-kayanya-masih-kecewa-sama-saya-gara2-peristiwa-itu bisa menghabiskan waktunya dengan membaca blog saya. (aaww terharu!)

Jadi,

sekarang saya sedang disibukkan dengan acara yang dibuat untuk menyambut adik-adik baru. Kali ini saya dan teman-teman saya yang mendapat kesempatan untuk "Melakukan".


Mengalami. Melihat. Melakukan. Mengawasi.


Mengalami semua hal yang ada di dalam acara,

Melihat bagaimana acara tersebut dari awal direncanakan, hingga mencapai tujuan akhirnya,

Ibarat Kerja Praktek, Melakukan semua proses dari perencanaan, pengambilan data mentah, hingga tujuan tercapai.

Mengawasi bagaimana jalannya acara yang ada agar terkontrol dan sesuai dengan tujuan dan jalurnya.



4 fase ini yang selalu menjadi pegangan saya dalam melakukan segala sesuatu terkait acara ini. Menjadi batasan, menjadi pemikiran, menjadi pengaplikasian.

Untuk orang-orang yang berada di dan bukan pada fase dimana saya masih berdiri, saya pribadi masih mendengar, tidak pernah mengacuhkan. Sungguh tidak pernah mengacuhkan. Saya mendengar baik secara langsung maupun tidak, dan saya sungguh mempertimbangkan. Karena saya percaya dan memang benar, maksud dari semuanya adalah baik. Kita memiliki pemikiran yang sama, agar acara ini lancar dan aman. Jadi jangan merasa bahwa kamu sama sekali tidak lagi didengar.

Kalau berdasarkan diskusi santai saya bersama teman saya waktu itu, penilaian saya terhadap diri saya sendiri adalah saya ini orang yang terkadang mengungkapkan langsung pendapat saya dan terkadang saya lebih memilih untuk berbicara secara personal kepada orang yang saya percaya dan saya anggap dapat diandalkan untuk menyampaikan pendapat saya. Semuanya tergantung situasi dan kondisi. Memang hasil yang akan diberikan nanti tidak akan selalu sesuai harapan, namun disitulah saya berperan bagaimana untuk menyinergiskan keduanya. Selama saya menerapkan ini untuk diri saya, alhamdulillah dapat berjalan dengan baik dan sinergis.

Jadi jangan lelah untuk membantu, karena kita semua manusia. saya punya kekurangan, kamu punya kelebihan, dan sebaliknya. :)